BAB I
PENDAHULUAN
Pada
tahun 1998, perekonomian Indonesia memasuki masa-masa yang sulit. Pergantian
kekuasaan dari era orde baru ke era reformasi yang disertai dengan krisis
multidimensi mengakibatkan pengangguran dimana-mana. Perekonomian yang saat itu
terpusat pada usaha-usaha besar dan konglomerasi mengalami kesulitan besar.
Konglomerat (pemilik konglomerasi itu) mengalami kesulitan keuangan. Daya beli
masyarakat menurun. Perusahaan-perusahaan melakukan Pemutusan Hubungan Kerja
(PHK). (Rhenald Kasali,dkk,2010 : 9)
Ditengah masa-masa yang sulit
tersebut, pekerjaan merupakan sesuatu yang sulit untuk didapatkan. Para sarjana
yang saat itu kesulitan memperoleh pekerjaan karena mereka harus bersaing
dengan orang-orang yang telah jauh berpengalaman dalam bekerja. Akhirnya,
sarjana-sarjana itu kini menjadi pengangguran. Dengan situasi seperti itu,
siapakah yang bisa diandalkan yang dapat mengatasi ini semua?
Ya, jawabannya wirausaha.
Dengan wirausaha, kita tentunya
dapat menciptakan lapangan pekerjaan sendiri sesuai dengan bidang yang kita
geluti. Namun, bagaimana teknik pemasaran yang baik agar konsumen tergerak
untuk datang menjadi pelanggan disaat ekonomi kian memburuk, itu menjadi
strategi sendiri bagi wirausahawan untuk meningkatkan daya jual usaha yang
sedang dirintis.
Memang dengan usaha yang baru
dikembangkan, bukan hal yang mudah bagi seorang wirausaha untuk melangkah pada
pintu kesuksesan. Namun dengan kematangan keputusan dan tekad yang kuat, lambat
laun jika semua usaha yang dibangun berawal dari niat, semuanya akan berjalan
lancar. Kuncinya, jangan pantang menyerah dan mudah putus asa jika suatu saat
usaha yang dibangun mengalami kegagalan. Modal utama seorang wirausaha yang
sesungguhnya bukan terletak pada uang, melainkan keyakinan hati untuk melangkah
menang. Karena dengan pola pikir yang meyakini kemenangan, maka jiwa akan juga
ikut terangsang menjadi seorang pemenang.
Menurut buku (Rhenald Kasali,dkk,2010 : 12) Jika setiap orang memilih tidak
bekerja pada orang lain dan membuka usaha sendiri, tetapi mereka belum layak
disebut entrepreneur. Kalau mereka
hanya sekedar membuka warung, berusaha seadanya untuk hidup, maka mereka
hanyalah pedagang biasa. Ciri-ciri mereka adalah usaha dan stagnant, tak ada perubahan dari waktu ke waktu, dan dikerjakan
tanpa rencana kemajuan sama sekali. Seorang entrepreneur
adalah seorang yang “moving forward”,
maju terus kedepan. Usahanya tumbuh dari waktu ke waktu, dari satu kedai
menjadi lima, sepuluh, seratus, lalu seribu. Dari warung kecil menjadi usaha
yang besar. Dari lima karyawan menjadi puluhan, ratusan, atau mungkin saja
ribuan karyawan. Tak peduli apakah dia seniman, wartawan, pekerja sosial, atau
industriawan. Siapa saja yang melakukaannya, dia bisa disebut entrepreneur asalkan bertumpu pada
fondasi pertumbuhan.
Ada tujuh karakter yang harus dimiliki oleh setiap calon wirausaha (Rhenald
Kasali,dkk,2010 : 18) :
1.
Action oriented. Bukan tipe menunda, wait and see, atau membiarkan sesuatu
(kesempatan) berlalu begitu saja.
2.
Berpikir simple. Sekalipun dunia telah berubah
menjadi sangat kompleks, mereka selalu belajar menyederhanakannya.
3.
Mereka selalu mencari
peluang-peluang baru. Apakah itu peluang usaha yang benar-benar baru, atau peluang dari usaha
yang sama. Untuk usaha-usaha yang baru, mereka selalu mau belajar yang baru,
membentuk jaringan dibawah dan menambah landscape
atau scope usahanya.
4.
Mengejar peluang dengan dsiplin tinggi.
5.
Hanya mengambil peluang yang terbaik.
6.
Fokus pada eksekusi
7.
Memfokuskan energi setiap orang pada bisnis yang digeluti.
Contoh wirausaha
Berawal
dari modal Rp. 100.000,- memulai usaha membuat sandal-sandal imut dan lucu
dengan beraneka macam bentuk, seperti hewan dan buah-buahan. Awalnya sebut saja
Tono menjual sandal-sandal ini diemperan toko. Untuk mengambil suatu
kesempatan, akhirnya Tono ikut pameran disebuah pameran francise. Dari hasil promosi, Tono mendapatkan agen sejumlah 10
agen. Dengan masing-masing agen harus membeli paket seharga Rp. 250.000. uang
sebesar 2,5 juta dari 10 agen inilah yang digunakan Tono untuk memproduksi
sandal lucu. Dari sana lah order yang diterima semakin tinggi. Namun dalam
jangka waktu tiga bulan, Tono belum mendapatkan kentungan apa-apa. Pada saat
tahun pertama, bisnis yang digelutinya mengalami keuntungan dan perkembangan
yang pesat. Akhirnya, Tono mengambil keputusan untuk fokus menekuni usaha
dengan didampingi lebih dari 50 karyawan. Produk yang dipasarkan kini bukan
hanya sandal lucu, tapi juga kaos-kaos lucu dan sandal unik bagi remaja siap
untuk diproduksi. Kini semua usaha itu telah dipasarkan secara online melalui
beberapa situs web.
Dari pesan
diatas disampaikan bahwa, jangan takut untuk memulai suatu usaha. Mungkin
sekali dua kali mengalami kegagalan, namun jangan terhenti. Biasanya yang gagal
berbisnis adalah orang yang berhenti mencoba lagi. Memulai usaha itu tidak
perlu modal yang cukup besar.
BAB II
KREATIVITAS
Kreativitas adalah modal yang sangat penting. Sebagai wirausaha, sudah
pasti Anda akan menghadapi medan persaingan yang ketat. Itu sebabnya Anda harus
benar-benar kreatif dan tidak mudah mati akal. Tanpa kreativitas, Anda terpaku
oleh constraint. Dengan kreativitas,
Anda mampu keluar, melihat, dan menangkap peluang. Tanpa kekuatan membongkar
belenggu-belenggu itu, Anda tak akan bisa survive,
tidak bisa beradaptasi mengarungi dunia yang selalu berubah. (Rhenald Kasali,dkk,2010
: 36)
Kreativitas dalam wirausaha yang dipentingkan adalah seorang wirausaha
mampu berfikir kreatif dalam hal dapat menciptakan dan menemukan sesuatu yang
baru dan belum pernah ada sebelumnya. Sesuatu yang baru dan berbeda tersebut
dapat dalam bentuk hasil seperti barang dan jasa dalam bentuk proses seperti
ide, metode dan cara. Sesuatu yang baru dan berbeda yang diciptakan melalui
proses berfikir kreatif dan bertindak inovatif merupakan nilai tambah dan
merupakan keunggulan yang berharga.
Pemikiran
kreatif ini diperlukan karena merupakan landasan seorang wirausaha untuk
mengembangkan usaha yang sedang dijalaninya. Sekecil apapun usaha yang sedang
dijalani, usaha tersebut harus dilandaskan sebuah ide kreatif dalam pengembangannya
mengingat dunia usaha saat ini adalah dunia usaha yang penuh persaingan. Jadi,
mulailah berfikir kreatif saat ini jika ingin memulai sebuah usaha. Karena
dengan berfikir kreatif, sesuatu yang baru tidak akan dilahirkan, melainkan
diciptakan oleh ide-ide yang inovatif.
Dalam
situasi itu, Anda dituntut cerdik menghadapi berbagai tekanan dan serangan.
Kreativitas menjadi sangat penting karena (Rhenald Kasali,dkk,2010 : 36) :
1.
Wirausaha yang kreatif dapat meluncurkan produk yang belum pernah dibuat di
pasar. Anda bisa memecahkan masalah yang dihadapi masyarakat dengan
memperkenalkan produk atau jasa baru yang terus-menerus diperbarui. Anda tidak
harus menjadi penemu (inventor),
tetapi sebagai wirausaha, Anda menjembati penemu itu dengan pasar. Anda memberi
arahan pada para penemu dan Anda mengemasnya sebagai produk komersial yang
harganya terjangkau dan menjadikannya bisa digemari konsumen.
2.
Dengan menjadi manusia yang kreatif, Anda bukanlah peniru, melainkan
pemimpin. Pemimpin pasar adalah orang-orang yang disegani dan selalu menjadi benchmark. Brand Anda akan menjadi
sangat kuat dan menjadi legend. Anda
bisa saja ditiru orang lain, tetapi peniru tidak bisa membuat sesuatu yang
lebih bagus dari sang pelopor.
3.
First mover advantage. Dengan menjadi manusia yang
kreatif, Anda akan memiliki keunggulan sebagai the first mover. Mereka yang merintis akan menjadi market leader dan selalu siap dengan
gagasan-gagasan baru.
4.
persaingan akan membuat jalan yang dilewati seorang wirausaha menjadi
semakin sempit dan banyak jalan yang semula terbuka lebar, kelak akan ditutup
oleh pesaing-pesaing baru. Oleh karena itu, dibutuhkan kreativitas. Kreativitas
juga berarti mencari cara atau jalan keluar baru, membuka terobosan-terobosan,
dan menciptakan perbedaan-perbedaan yang menonjol dan disukai pasar.
5.
Risiko adalah bagian dari kehidupan seorang wirausaha sehari-hari. Risiko
itu berujung pada aspek finansial yang dapat mematikan usaha, yang tidak bisa
diatasi, bahkan dapat merusak reputasi dan kepercayaan terhadap diri Anda.
Hanya manusia kreatif yang dapat lolos dari bencana dan kerugian. Kreativitas
membuat Anda mampu menembus pintu-pintu baja kesulitan.
6.
Kreativitas menghubungkan titik-titik yang terpisah dan terisolasi. Orang
yang kreatif mampu menyatukan “mozaik” yang menjadi sebuah kode rahasia yang
mengandung arti untuk membuka pintu rahasia kesulitan.
Contoh penerapan kreativitas pada penjualan makanan
Semakin berkembangnya jumlah
usaha makanan yang digeluti setiap orang, dari situlah apa salahnya menciptakan
suatu produk yang lain daripada yang sudah ada pada umumnya. Misalnya untuk
memulai berjualan mie ayam yang banyak digemari orang-orang, terutama kalangan
mahasiswa. Usaha ini juga tidak membutuhkan modal yang tidak terlalu besar.
Namun, harus dibedakan dengan mie ayam yang sudah ada apa umumnya. Biasanya
saat kita makan mie ayam, terkadang banyak tulang ayam yang mengganggu. Dari
sini, dapat diciptakan misalnya mie ayam tanpa tulang. Atau bila bosan dengan
mie ayam, dapat pula menambahkan variasi menu. Misalnya dengan menambahkan mie
bebek atau mie burung dalam daftar menu yang baru. Atau dengan melakukan
inovasi baru terhadap perkembangan mie ayam. Misalnya membuat mie ayam jamur
(dengan jamur sebagai bahan pengganti ayam).
Namun, bagaimanapun itu inovasi makanannya,
promosi produk juga merupakan acuan agar konsumen suka dan selalu menjadi
langganan pada produk kita. Promosi yang dilakukan juga harus memiliki kreasi
agar dapat menarik pengunjung. Misalnya, saat hari sabtu dan minggu, pembelian
mie ayam tiga porsi mendapatkan gratis satu gelas minuman teh. Atau bisa juga,
pemesanan mie ayam hingga lima pengunjung akan mendapatkan diskon 2%. Strategi
seperti itulah yang diharapkan dapat menimbulkan rasa tertarik pelanggan untuk
mampir mencicipi produk kita, selanjutnya serahkan pada masing-masing individu
tentang pelayanan rasa dan kualitas bahannya. Jika rasa dan kualitasnya bagus,
maka tanpa adanya promosi pun orang-orang akan mencari-cari produk yang kita
jual.
BAB III
MOTIVASI
Perkembangan
zaman pada saat ini sangat terasa cepat terutama dalam bidang ilmu pengetahuan
dan teknologi (IPTEK) maupun dibidang pertumbuhan ekonomi di dunia wirausaha
atau bisnis. Untuk memulai usaha sangatlah tidak mudah dikarenakan berbagai
faktor yang membuat para wirausahawan enggan untuk mengadakan ataupun memulai
sebuah usaha yang dinginkan. Faktor-faktor tersebut berpengaruh besar terhadapa
pikiran seorang wirausahawan untuk berwirausaha, misalnya faktor tidak adanya
modal sebagai langkah awal untuk memulai sebuah usaha kecil-kecilan atau yang
besar, faktor tidak punya tempat untuk mengadakan usaha yang sesuai kriteria, dan
bisa juga faktor tiada dukungan dari keluarga dan pihak terdekat. Tidak kalah
dengan faktor yang disebut barusan ialah faktor takut terpendam dalam diri seseorang untuk memulai
usaha dan bisnis. Faktor takut tersebut bukan takut karena adanya ancaman dari
pihak luar agar tidak berwirausaha, melainkan faktor takut gagal yang dirasakan
oleh seseorang untuk merintis usaha dari awal. Dalam membangun usaha, seorang
wirausaha harus mempunyai kepercayaan, motivasi yang tinggi dan tanamkan rasa
tidak takut pada kegagalan.
Betapa
pentingnya motivasi dalam diri seseorang untuk memulai dan membangun usaha dan
bisnis agar usaha dan bisnis tersebut bisa berjalan dengan lancar dan tidak ada
hambatan. Ketika seorang wirausaha dalam menjalankan usahanya tidak boleh
terpaku terhadapa dirinya sendiri melainkan harus memberi motivasi terhadap
karyawannya apabila punya karyawan, maksudnya usaha yang dibangun ialah usaha
yang besar sehinga membutuhkan karyawan. Motivasi yang diberikan pada karyawan
tersebut bertuuan supaya meningkatkan kinerja karyawan dan agar tidak malas
dalam bekerja.
Motivasi
merupakan proses psikologis yang terjadi pada diri seseorang yang mencerminkan
interaksi antara sikap, kebutuhan, persepsi, dan sebagainya. Membicarakan
motivasi adalah tidak sederhana dan menuntut ketekunan dan berbagai pendekatan
tersendiri. (Wahjosumidjo,1933 :172)
Diantara teori motivasi, ada yang
membagi teori motivasi menjadi 2 macam aliran (Wahjosumidjo,1933 :181) :
1. Teori Kepuasan (Content Theory)
Teori ini
menekankan pada pentingnya pengetahuan terhadap faktor-faktor dalam diri para
bawahan yang menyebabkan mereka berperilaku. Teori ini juga mencoba menjawab
pertanyaan:
-
Kebutuhan apa yang diperlukan oleh bawahan untuk mencapai kepuasan.
-
Dorongan apa saja yang menyebabkan bawahan itu berperilaku.
2. Teori Proses (Process Theory)
Dalam
teori ini ditekankan pada usaha untuk memberikan jawaban atas pertanyaan:
-
Bagaimana bawahan itu bisa dimotivasi
-
Dengan tujuan apa bawahan itu bisa dimotivasi.
Dalam buku Maslow yang berjudul Motivation and Personality, lima jenjang
kebutuhan pokok manusia, dijelaskan sebagai berikut (Wahjosumidjo,1933 :185) :
1. Kebutuhan mempertahankan hidup (Physiological needs)
Manifestasi
kebutuhan ini tampak pada 3 hal yaitu: sandang, pangan, dan papan. Kebutuhan
ini merupakan kebutuhan primer untuk memenuhi kebutuhan psikologis dan
biologis.
2. Kebutuhan rasa aman (safety needs)
Manifestasi
kebutuhan ini antara lain adalah kebutuhan akan keamanan jiwa, di mana jaminan
hari tua.
3. Kebutuhan sosial (social needs)
Manifestasi
kebutuhan ini antara lain tampak pada kebutuhan akan perasaan diterima oleh
orang lain (sense of belonging),
kebutuhan untuk maju dan tidak gagal (sense
of achievement), kekuatan ikut serta (sense
of participation).
4. Kebutuhan akan
penghargaan/prestise (esteem needs)
Semakin
tinggi pula status semakin tinggi pula prestisenya. Prestise dan status ini
dimanifestasikan dalam banyak hal, misalnya tongkat komando, mobil Mercy, kamar
kerja yang full AC, dan lain-lain.
5. Kebutuhan mempertinggi kapasitas
kerja (self actualization)
Kebutuhan
ini manifestasinya tampak pada keinginan mengembangkan kapasitas mental dan
kapasitas kerja, melalui on the job training,
of the job training, seminar, konperensi, pendidikan akademis, dan
lain-lain.
Sedangkan teori pemeliharaan motivasi
menurut Frederick Herzberg, yaitu (Wahjosumidjo,1933 :187) :
1. Perbaikan gaji dan kondisi kerja
tidak akan menimbulkan kepuasan, melainkan sekedar mengurangi ketidakpuasan.
2. Yang dapat memacu bekerja baik
ialah kelompok satisfiers
3. Statisfier disebut
pula intrinsic factors, job content,
motivator, sedangkan dissatisfier disebut
pula extrinsic factors, job content,
higyene factors.
4. Dalam perkembangan selanjutnya
apabila dibandingkan dengan teori Maslow
a)
Satisfiers : berhubungan dengan higher order needs (social needs dan self
actualization needs)
b)
Dissatisfiers : disebutkan sebagai tempat
pemenuhan lower order needs (physiological needs, safety dan security needs, dan sebagai social needs).
Contoh penerapan motivasi pada karyawan
Agar
meningkatkan produktivitas dan kepuasan karyawan, dapat dilakukan penerapan
motivasi. Misalnya dengan Telecommuting.
Telecommuting
adalah bekerja dirumah setidaknya 2 hari seminggu pada komputer yang terhubung
ke kantor employer. Menurut buku Organizational Behavior, Department kependudukan U.S
mengatakan terjadi peningkatan 25% pekerja yang bekerja dari rumah dari tahun
1999 sampai 2005, dan 20% meningkat dalam pekerja yang bekerja secara eksklusif
dari rumah. Survey terbaru dari 5000 profesional HR menemukan bahwa 35%
organisasi mengizinkan karyawannya untuk telecommuting
mengatakan setidaknya sebagian dari waktu dan 21% full-time. Organisasi ternama yang secara aktif menggiatkan telecommuting ini adalah seperti
AT&T, IBM, American Express, Sun,
Microsystems dan sejumlah badan pemerintahan US lainnya.
Dengan telecommuting ini, produktivitas pada
perusahaan menjadi lebih tinggi, meningkatkan semangat karyawan, dan mengurangi
biaya ruang kantor. Selain itu, teknik telecommuting
ini juga menawarkan banyak peningkatan dalam fleksibilitas dan kepuasan
karyawan itu sendiri.
BAB IV
ETIKA WIRAUSAHA
Dalam berwirausaha, usaha yang dapat dikatakan sukses jika usaha tersebut
dilandasi pada nila-nilai etika. Karena perusahaan yang berkembang dan besar,
bukan dikarenakan skill ataupun modal yang melimpah, melainkan penanaman nilai
moral dan etika yang selalu dijunjung dalam berbisnis. Etika wirausaha bukan
cuma etika terhadap diri sendiri, melainkan pada Tuhan, sesama manusia, Hukum
dan lingkungan. Prinsip etika dalam wirausaha dimulai dari adanya kejujuran,
sikap saling menghormati, menjaga integritas bisnis dalam perusahaan, serta
tanggung jawab yang harus dimiliki oleh setiap individu.
Berdasarkan
penjelasan diatas, ada beberapa tanggung jawab perusahaan yang berkaitan dengan
etika, misalnya:
1.
Tanggung jawab terhadap lingkungan, yang berarti perusahaan harus mampu
merawat dan melestarikan lingkungan.
2.
Tanggung jawab terhadap karyawan, yang berarti perusahaan harus mampu
memberikan pelayanan yang baik bagi karyawan.
3.
Tanggung jawab terhadap pelanggan, ini berarti bahwa perusahaan harus mampu
menyajikan barang/jasa yang berkualitas serta memberikan harga produk yang
wajar dan adil.
4.
Tanggung jawab terhadap investor, bahwa tanggung jawab perusahaan terhadap
pengembalian investasi dan segala yang berhubungan dengan keuangan perusahaan.
5.
Tanggung jawab terhadap masyarakat, berarti perusahaan ikut menyediakan
layanan dan kontribusi yang berguna bagi masyarakat sekitar lokasi perusahaan.
Sebenarnya, apakah yang dimaksud dengan etika? Beberapa sumber menyebut
etika sebagai suatu pedoman untuk mendapatkan hidup yang bernilai atau
bermartabat. Untuk itulah, etika memberikan petunjuk tindakan-tindakan apa yang
benar dan apa yang salah. Menurut The
World Book Encyclopedia (2008), etika mengajukan pertanyaan-pertanyaan
tentang benar dan salah dengan menggunakan metode “reasoning”, bukan benar-salah menurut kepercayaan atau tradisi.
(Rhenald Kasali,dkk,2010 : 107)
Beberapa
hal yang perlu diperhatikan agar berbisnis dapat dilakukan dengan etis adalah
(Rhenald Kasali,dkk,2010 : 102) :
1. Berperilaku jujur dalam menjalankan aktivitas bisnis. Ini meliputi seluruh aspek dalam
menjalankan usaha. Misalnya dalam aspek produksi, berperilaku jujur berarti
kita menghasilkan produk sesuai dengan standar kualitas, aman dikonsumsi orang
lain, dan memenuhi ketentuan yang dipersyaratkan oleh hukum maupun pembeli.
Jujur juga berarti terbuka, menyebutkan segala kekurangan dan bahaya yang
timbul dari produk Anda. Jujur dalam berproduksi, memasarkan, dan membayar
pajak.
2. Menaati tata nilai. Dalam melakukan aktivitas bisnis, ada tata nilai yang tidak tertulis yang
berlaku universal dan harus kita jalankan. Misalnya, nilai sama-sama untung (win-win), saling menghormati, memberi
tahu, mencegah kerugian pihak lain, keterbukaan, adil, santun, melayani, dan
seterusnya.
3. “Walk the Talk” bermakna konsisten antara apa yang dilakukan dengan apa yang diucapkan.
Hal ini berarti sebagai seorang wirausaha, Anda perlu bekerja keras untuk
menjadi contoh dan menjalankan hal-hal positif yang Anda ucapkan. Dalam
menjalankan aktivitas usaha, hal tersebut akan menjadi patokan dalam tindakan
keseharian maupun keputusan-keputusan yang dibuatnya.
Contoh penerapan etika wirausaha antara atasan
dengan bawahan dan contoh penerapan etika PT Pos Indonesia
Setiap atasan maupun bawahan wajib untuk
melaksanakan standar tata perilaku dalam menjaga hubungan baik antara atasan
dan bawahan yang diatur sebagai berikut :
- Setiap atasan harus bisa menjadi panutan,
pengarah, motivator, pembimbing dan pengawas bagi bawahannya serta
bertanggung jawab atas perilaku dan kinerja bawahannya.
- Setiap atasan harus memperhatikan bawahannya
untuk selalu meningkatkan keteramplan, ahlak, intelektualitas/pengetahuan,
etika dan perbaikan secara terus menerus (continuous improvement)
- Setiap bawahan secara aktif harus senantiasa
mengembangkan diri dan melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dengan
mengindahkan petunjuk, arahan, serta bimbingan atasannya.
- Setiap atasan dan bawahan harus senantiasa
saling menerima, menghormati, menghargai,mengingatkan dan membina
kerjasama yang efektif, didasari dengan ketulusan hati dan itikad baik.
- Setiap atasan dan bawahan harus senantiasa
membangun hubungan komunikasi yang terbuka, efektif dan lancar.
- Setiap atasan dan bawahan harus senantiasa
menciptakan suasana kerja yang sehat dan kondusif dalam lingkungan yang
selalu bersih, indah dan rapih.
Contoh Penerapan etika PT POS
INDONESIA dengan menerapkan Good Corporate Governance (GCG) yang merupakan
pedoman bagi Komisaris dan Direksi dalam membuat keputusan dan menjalankan
tindakan dengan dilandasi moral yang tinggi, kepatuhan kepada peraturan
perundang-undangan yang berlaku serta kesadaran akan adanya tanggung jawab
sosial perseroan terhadap pihak yang berkepentingan secara konsisten.
Maksud dan tujuan penerapan Good Corporate Governance di Perusahaan
adalah sebagai berikut:
1. Memaksimalkan nilai Perusahaan dengan cara meningkatkan prinsip
keterbukaan, akuntabilitas, dapat dipercaya, bertanggung jawab, dan adil agar
Perusahaan memiliki daya saing yang kuat, baik secara nasional maupun
internasional.
2. Mendorong pengelolaan Perusahaan secara profesional, transparan dan
efisien, serta memberdayakan fungsi dan meningkatkan kemandirian.
3. Mendorong agar manajemen Perusahaan dalam membuat keputusan dan
menjalankan tindakan dilandasi nilai moral yang tinggi dan kepatuhan terhadap
peraturan perundang-undangan yang berlaku, serta kesadaran akan adanya tanggung
jawab sosial Perusahaan terhadap stakeholders maupun kelestarian lingkungan di
sekitar Perusahaa.
4. Meningkatkan kontribusi Perusahaan dalam perekonomian nasional
5. Meningkatkan nilai investasi dan kekayaan Perusahaan
BAB V
KEPEMIMPINAN
Kepemimpinan, bagi seorang wirausaha, adalah
modal yang sama pentingnya dengan kepercayaan
dan kreativitas. Kepemimpinan menggabungkan
kreativitas dan kepercayaan menjadi sebuah usaha yang efektif, yang berpengaruh
luas dan bidup. (Rhenald Kasali,dkk,2010 : 83)
Sebuah usaha tanpa kepemimpinan yang
kuat hanya akan menjadi sebuah usaha kecil yang tidak akan berkembang. Dengan
kepemimpinan lah akan membentuk usaha menjadi lebih besar dan banyak orang yang
mau bekerja dengan Anda karena mereka merasa nyaman dan betah bekerja dengan
Anda. Kepemimpinan dapat dibentuk secara bertahap dan tumbuh seiring dengan
berjalannya usaha yang dibangun. Kepemimpinan hanya dilakukan oleh seorang
pemimpin. Seseorang yang mempunyai keahlian memimpin, adalah seseorang yang
memiliki kemampuan mempengaruhi pendapat/ pendirian orang atau sekelompok orang
tanpa menanyakan alasan-alasannya. Seorang pemimpin juga aktif membuat
rencana-rencana, mengkoordinasi, melakukan percobaan dan memimpin pekerjaan
untuk mencapai tujuan bersama-sama. Kepemimpinan bukanlah jabatan atau gelar,
melainkan sebuah kelahiran dari proses panjang perubahan dalam diri seseorang.
Wirausahawan yang berhasil adalah pemimpin yang berhasil memimpin para karyawannya
dengan baik. Pemimpin memiliki gaya kepemimpinan yang berbeda-beda, mereka
mengembangkan gaya kepemimpinan mereka sendiri sesuai dengan karakter pribadi
mereka dalam memajukan perusahaan.
Ada enam karakter yang terkait
dengan kepemimpinan yang efektif, yaitu sebagai berikut (Rhenald
Kasali,dkk,2010 :87-88) :
1. Dorongan.
Pemimpin adalah orang-orang yang memiliki tingkat usaha (dorongan) yang tinggi.
Mereka mempunyai kehendak yang kuat untuk pencapaian prestasi. Memiliki ambisi
positif, energi yang berlimpah, tak kenal lelah dalam berkegiatan, dan
menunjukkan inisiatif dalam banyak hal.
2. Kehendak untuk memimpin. Pemimpin adalah orang yang mempunyai karakter dan kehendak yang kuat
untuk memengaruhi dan memimpin orang lain. Mereka menunjukkan kemauan dalam
mengemban dalam mengemban tanggung jawab, meskipun pekerjaan atau tugas yang
diembannya berbahaya atau beresiko.
3. Kejujuran dan
Integritas. Pemimpin mempunyai
keinginan untuk membangun hubungan saling memercayai dan dengan memberi teladan
dan menunjukkan konsistensi yang tinggi antara perkataan dan perbuatan.
4. Kepercayaan Diri. Para pengikut melihat pemimpinnya tidak ragu-ragu dalam bertindak.
Pemimpin perlu menunjukkan kepercayaan dirinya untuk meyakinkan para
pengikutnya tentang kebenaran sasaran dan keputusannya.
5. Kecerdasan.
pemimpin adalah orang yang cerdas dan berpengetahuan untuk mengumpulkan,
menganalisis, dan menafsirkan informasi. Mereka harus mampu menciptakan visi,
memecahkan masalah, dan membuat keputusan yang tepat.
6. Pengetahuan yang Terkait dengan Pekerjaan. Pemimpin yang efektif mempunyai
tingkat pengetahuan yang tinggi tentang banyak hal, mulai dari perusahaan,
industri, dan hal-hal teknis. Pengetahuan yang luas membuat pemimpin dapat
membuat keputusan yang cermat.
Kepemimpinan ada tiga jenis, yaitu
kepemimpinan transformasional-Transaksional, kepemimpinan karismatik-visioner,
dan kepemimpinan Tim. (Rhenald Kasali,dkk,2010 :95-96)
1. Kepemimpinan
transformasional-Transaksional
Kepemimpinan
Transaksional adalah pemimpin yang membimbing atau memotivasi pengikutnya
menuju sasaran dengan memperjelas peran atau persyaratan tugas.
Kepemimpinan
Transformasional dibangun diatas kepemimpinan transaksional.
2. Kepemimpinan karismatik-visioner
Pemimpin
karismatik adalah pemimpin yang basisnya adalah antusiasme, dan memiliki rasa
percaya diri yang kuat, serta tindakannya dapat mempengaruhi banyak orang untuk
berperilaku dengan cara tertentu.
Pemimpin
visioner melampaui pemimpin karismatik karena kemampuannya menciptakan dan
menyatakan visi yang realistis, layak dipercaya, dan menarik mengenai masa
depan organisasi.
3. Kepemimpinan Tim
Pemimpin tim adalah penghubung
dengan pihak luar, penyelesai masalah, manajer konflik, dan seorang pembina.
Contoh kepemimpinan yang diterapkan pada
Perusahaan Listrik Negara (PLN) [5]
Untuk
memaksimalkan kegiatan organisasi dan memberikan pelayanan yang berkualitas,
PT. PLN memberlakukan ”pedoman perilaku” yang diterapkan pada seluruh pemimpin
di setiap tingkatan divisi. Setiap pemimpin mempunyai kewajiban, antara lain:
a. Menciptakan
budaya kepatuhan terhadap pedoman perilaku dan kebijakan perusahaan yang
menyadarkan pegawai atas tugas dan tanggung jawabnya.
b. Mendorong
terbangunnya perilaku etis dalam melaksanakan pekerjaan agar tercapai kinerja
individu dan kinerja perusahaan yang terbaik.
c. Mencegah
terjadinya masalah kepatuhan
d. Mendeteksi
permasalahan : Mengembangkan sistem pengaduan
yang efektif, Mengontrol secara berkala
untuk meminimalkan pelanggaran.
e. Merespon
permasalahan.
f. Menjadi
teladan di tempat kerjanya : Memberikan hukuman bagi yang
melanggar dan Melaporkan sesuai prosedur yang berlaku.
Yang harus dilakukan Pemimpin sehingga
menjadi karakteristik pemimpin pada PT. PLN,
antara lain sebagi berikut:
- Menginspirasi dan memberikan keteladanan perilaku Saling Percaya,
lntegritas, Peduli dan Pembelajar.
- Mempelopori pembaharuan dan modernisasi perusahaan melalui
pemikiran out of the box.
- Memastikan semua unsur Perusahaan bekerjasama secara sinergis guna
mendapatkan kinerja unggul dan meningkatkan pelayanan publik
- Membina kader melalui proses CMC (Coaching, mentoring dan
conseling)
- Mengantisipasi kondisi turbulence dan lingkungan yang selalu
berubah dengan gesit (agility) dan fleksibel.
Setiap
perusahaan sektor publik memiliki karakteristik kepemimpinan yang berkualitas
yang harus dimiliki oleh setiap pimpinannya agar dapat menjalankan perusahaan
sesuai dengan tujuan perusahaan. Akan tetapi, tidak semua perusahaan di sektor
publik memiliki karakteristik kepemimpinan yang sama. Hal ini dikarenakan
setiap perusahaan mempunyai budaya organisasi, tujuan organisasi,
dan lingkungan organisasi yang berbeda-beda. Begitu juga dengan PT.
PLN yang mempunyai karakteristik kepemimpinan yang berbeda dengan perusahaan di
sektor publik lainnya.
BAB VI
KONSEP DASAR KEWIRAUSAHAAN
Kewirausahaan
merupakan sikap mental dan sifat jwa yang selalu aktif dalam usaha untuk
memajukan karya baktinya dalam rangka upaya meningkatkan pendapatan di dalam
kegiatan usahanya. Selain itu kewirausahaan adalah kemampuan kreatif dan
inovatif yang dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang
menuju sukses. Sedangkan menurut Menurut Peggy A. Lambing & Charles R.
Kuehl dalam buku Entrepreneurship (1999), kewirausahaan adalah suatu
usaha yang kreatif yang membangun suatu value dari yang belum ada
menjadi ada dan bisa dinikmati oleh orang banyak.
Dari beberapa konsep yang ada di atas, ada enam
hakekat penting kewirausahaan sebagai berikut ( Suryana,2003 : 13) :
1. Kewirausahaan
adalah suatu nilai yang diwujudkan dalam perilaku yang dijadikan dasar sumber
daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat, proses, dan hasil bisnis (Acad
Sanusi,1994)
2. Kewirausahaan
adalah suatu kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda (
Drucker,1959)
3. Kewirausahaan
adalah suatu proses penerapan kreativitas dan inovasi dalam memecahkan
persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan (Zimmerer,1996)
4. Kewirausahaan
adalah suatu nilai yang diperlukan untuk memulai suatu usaha dan perkembangan
usaha ( Soeharto Prawiro,1997)
5. Kewirausahaan
adalah suatu proses dalam mengerjakan sesuatu yang baru dan sesuatu yang
berbeda yang bermanfaat member nilai lebih
6.
Kewirausahaan adalah usaha menciptakan nilai tambah dengan jalan mengkombinasikan
sumber-sumber melalui cara-cara baru dan berbeda untuk memenangkan persaingan.
Nilai tambah tersebut dapat diciptakan dengan cara mengembangkan teknologi
baru, menemukan pengetahuan baru, menemukan cara baru untuk menghasilkan barang
dan jasa yang baru yang lebih efisien, memperbaiki produk dan jasa yang sudah
ada, dan menemukan cara baru untuk memberikan kepuasan baru kepada konsumen.
Contoh penerapan konsep dasar kewirausahaan PT.PIU
Penerapan
Konsep Dasar Kewirausahaan pada perusahaan PT.PIU di kab.Pankep adalah suatu
kemampuan kreatif dan inovatif dalam menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda
yang dijadikan dasar, kiat dalam usaha atau perbaikan hidup. Hakikat dasar dari
Penerapan Konsep Dasar kewirausahaan adalah kreativitas dan keinovasian. Kreativitas
adalah berfikir sesuatu yang baru dan keinovasian dalam berbuat sesuatu yang
baru. Ada beberapa alasan mengapa seseorang berminat berwirausaha yaitu alasan
keuangan, sosial, pelayanan dan alasan emmenuhi kebutuhan pribadi.
BAB VII
ENTREPRENEUR & INTRAPRENEUR
Ketika
mendengar kata entrepreneur, pasti akan terpikir tentang pengusaha, bisnis, uang
dan sebagainya. Tapi apakah sebenarnya entrepreneur tersebut?
Entrepreneur tersebut merupakan
orang yang memiliki jiwa entrepreneurship. Yang berarti entrepreneurship
tersebut merupakan sebuah mindset atau pola pikir yang seharusnya dimiliki oleh
setiap orang. Entreprenuer selalu dapat menghasilkan kreasi-kreasi baru dan
akan selalu melihat masalah sebagai sebuah tantangan.
Dalam buku
intrapreneuring, Gifford Pinchot III (1988), para entreprenuer terutama
terdorong untuk memuaskan keinginan pribadi untuk berprestasi, biasanya hal ini
dilakukan dengan memperkenalkan ke dunia berbagai produk dan jasa baru yang
bermanfaat bagi mereka sendiri atau pasar. Jika entrepreneur sukses dalam
bisnis independen (bebas), mereka tidak hanya memperoleh kekayaan dan martabat,
tetapi juga kebebasan bertindak. Modal yang mereka peroleh dalam usaha mereka
memberi mereka wewenang untuk mengambil resiko, mempergunakan kerangka waktu
yang lebih lama untuk mencoba gagasan baru, dan menanggung kesalahan mereka
sendiri tanpa harus mempertanggung jawabkan kesalahan tersebut kepada
majikannya.
Sedangkan intrapreneur merupakan
orang yang memiliki entrepreneurship namun tidak keluar dari perusahaan dimana
ia bekerja.
Menurut Gifford Pinchot III
(1988), intraprenuer memperkenalkan dan membuat produk, proses, dan pekerjaan
baru yang pada gilirannya akan memungkinkan perusahaan secara keseluruhan
memperoleh pertumbuhan dan keuntungan.
Seperti entreprenuer,
intrapreneur tidak perlu menjadi penemu produk atau jasa baru. Sumbangan mereka
terletak dalam mengambil gagasan baru atau bahkan mengerjakan prototipe dan
mewujudkannya menjadi realita yang menguntungkan.
Menjadi
intrapreneur sebetulnya merupakan sikap mental. Sikap mental ini belum tentu
ada sejak kanak-kanak, tetapi dapat dikembangkan pada setiap tahap kehidupan
asal saja ada keinginan dan kesempatan.
|
Entrepreneur
Tradisional
|
Intrapreneur
|
Motif
utama
|
Menginginkan
kebebasan berorientasi kepada tujuan, percaya diri dan termotivasi oleh
dirinya sendiri
|
Menginginkan
kebebasan dan diperbolehkannya mempergunakan sumberdaya perusahaan.
Berorientasi kepada tujuan dan dorongan diri sendiri, tetapi juga tanggap
terhadap imbalan dan penghargaan perusahaan
|
Orientasi
waktu
|
Sasaran
akhir pertumbuhan usaha 5-10 tahun, dipandang sebagai pedoman.
|
Sasaran
akhir 3-15 tahun tergantung pada jenis usaha.
|
Tindakan
|
Bersedia
melakukan pekerjaan kasar. Dapat membingunkan karyawan karena tiba-tiba
mengambil alih pekerjaan mereka.
|
Bersedia
melakukan pekerjaan kasar. Mungkin tahu bagaimana mendelegasikan tetapi jika
perlu mengerjakan sendiri apa yang perlu dikerjakan
|
Keterampilan
|
Menguasai
seluk beluk bismis dengan akrab. Mempunyai lebih banyak kelihaian berusaha
daripada keterampilan politik manajerial.
|
Mirip
dengan entrepreneur, tetapi pekerjaan menuntut kemampuan yang lebih besar
untuk dapat sukse dalam perusahaan.
|
Contoh penerapan entrepreneur dan intrapreneur
manajer
suatu lini produk dibagian pemasaran Trandy Corporation tidak berhasil
mengusulkan untuk mengembangkan komputer pribadi untuk dijual ke toko radio
Shack. Reaksi intrapreneurialnya adalah membuat prototipe yang sudh
dikembangkan dengan baik. Hasilnya adalah Radio Shack menjadi penjual dominan
di pasar komputer pribadi.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Kasali Rhenald, dkk (2010). Modul Kewirausahaan. Jakarta Selatan: Penerbit
Hikmah (PT Mizan Publika).
[2] Wahjosumidjo (1933). Kepemimpinan dan Motivasi. Jakarta :
Penerbit Ghalia Indonesia.
[3] Robbins, S.P. & Judge, T.A. 2013. Organizational Behavior. New
Jersey: Pearson Education.
[4] Suryana.
2003. Kewirausahaan. Jakarta:
Penerbit Salemba Empat.
[5] http://anekamakalahkita.blogspot.com/2013/01/penerapan-karakteristik-kepemimpinan.html
[6]
Gifford Pinchot III (1988). Intrapreneuring.
Jakarta : Penerbit Erlangga.